Kamis, 21 Juni 2007

Around the Bend: Ritus terakhir lelaki penuh luka

Around The Bend: Ritus terakhir lelaki penuh luka

Oleh: Mumu Muhajir

Maafkan atas judul yang terlihat sangat sentimental atau rapuh dan cengeng. Terakhir kali aku menitikan air mata dan tenggerokan sakit karena menahan sesuatu yang hendak keluar adalah ketika menyaksikan film The Eternal Sunshine of the spotless mind [maaf juga karena secara linearitas waktu, aku menontonnya secara terbalik, saya yakin film the eternal…dibuat terlebih dahulu daripada “around the bend”].

Film ini bukanlah film atau berusaha menyedihkan suatu kejadian. Sangat sedikit adegan stereotype yang memperlihatkan kesedihan, seperti lelehan airmata, close up pada wajah, wajah sendu menatap kosong di serambi. Adegan diambil seperti tidak sengaja untuk megungkapkan kesedihan, seperti tidak diperhtikan padahal di danalah intinya. Mungkin ini ada hubungannya dengan kemisteriusan pesan kematian dari kakek buyutnya zasch [josh Lucas].

Mengapa juga laki-laki? Dalam film ini semua masalah adalah tentang laki-laki dan perempuan hanya diceritakan saja sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan bahkan menjadi “napas” bagi toko cerita [sebagaimana dialami oleh Tuner].

Yang benar-benar mengena adalah jalan cerita yang tak lajim. Cerita dimulai dengan kedatangan seorang lelaki setengah baya dengan bayangan kesedihan yang membayang dijidatnya, yang ternyata adalah Tuner, anaknya Henry, ayahnya Jason dan kakeknya Zach, . atas kedatangannya itu, Henry, seorang arkeolog yang tidak terlalu berhasil, tiba-tiba mengajak cucu buyutnya ke “restoran” KFC, dimalam-malam buta. Yang tidak diketahui oleh Zach adalah Henry sedang membuat surat wasiat aneh berisi dua surat, beberapa remasan peta, kertas pesan, yang kesemuanya dimasukkan ke dalam kertas belanja KFC [apakah sangat jelas film ini dibiayai oleh KFC?]. Tiap lelaki dalam pohon silsilh ke bawah keluarganya mendapatkan masing-masing pesannya.

Jason, yang pincang kakinya – konon karena kecelakaan mobil yang menewaskan ibunya dan karenanya membuat ayahnya meninggalkannya, setelah sebelumnya selalu teler – agak sedikit terguncang dengan kedatangan ayahnya itu. Ia tidak pernah bertemu dengan ayahnya selama 30 tahun. Jelasnya adalah kedua mereka tidak pernah menjalani waktu yang sama di masa lalu. Hanya satu kejadian dimasa lalu yang mereka bagi bersama tetapi dengan versi masing-masing. Ada rasa yang asing antara ayah dan anak yang semestinya tidak ada. Henry merasa sebagai keluarga mereka tidak begitu saling mengenal [henry tida tahu lagi apa yang dilakukan oleh Tuner, tuner tidak tahu apa yang terjadi pada Jason anaknya yang ditinggalkannya 30 tahun yang lalu, zach juga tidak tahu bagaimana kehidupan henry, tuner dan Jason di masa lalu] dan dengan pesan wasiat itu ia ingin sebagai keluarga mereka melakukan reuni: antar mereka, antara mereka dengan masa lalu mereka, antara mereka dengan diri mereka masing-masing.

Henry tahu bahwa saatnya sudah tiba. Ia mati. Ia ingin tubuhnya dikremasi, beserta dengan Anjing kesayangannya, Sky, yang menurut Henry, saat ajalnya juga sudah dekat. Abu mereka berdua ingin disebar ditempat-tempat yang ditunjukan oleh Henry di surat wasiatnya itu.

Menurut henry, saling kenal antar keluarga itu bisa dilakukan dengan cara melakukan ritual tertentu yang khas keluarga, seperti makan bareng di “restoran”. Restoran ini dalam pandangan Hnery juga termasuk KFC, yang menurutnya termasuk ke dalam definisi restoran mewah. Dalam wasiat itu dituliskan bahwa semua ritual mendatangi dan menyebarkan abu mereka berdua harus diawali dengan makan di KFC.

Jadi begitulah, ketiga mereka menyusuri tempat-tempat yang ditunjukan oleh Henry, sang arkeolog anggung yang bekeyakinan “ada beberapa hal yang memang harus dicuri”, dengan memakai mobil VW combi tua Hnery.. Tempat-tempat itu ternyata adalah tempat-tempat yang mempunyai kenangan bagi Hnery sebagai patriakh pertama keluarga. Mereka mengunjngi makam isterinya Henry, tempat kecil henry dan tempat petemuan pertama henri dengan isterinya yang juga iu, nenek da nenek buyut dari ketiga mereka. Arti tempat itu dijelaskan henry dalam pesan wasiatnya. Seolah ia sedang menunjukan asal usul mereka bertiga atau juga masa lalu mereka yang sama.

Dengan melakukan perjalamam menyusuri malsa lalu mereka itu, ayah dan anak mulai menyadari ada pengertian diantara mereka. Dan karena ini film laki-laki, maka pengertian itu tidak ditunjukan dengan kata-kata seperti cerita tentang apa yang dilakuak oleh Tuner selama kepergiannya meninggalkan Jason atau apa yang dilakukan oleh Jason. Ada sedikit latar belakang yang dibuka tentang masa lalu mereka yang mereka buka sendiri, sediit lebih banyak orang lain yang mencertakan masa lalu masing-masing mereka.pengertian antara mereka lahir karena mereka adalah ayah dan anak dan kata-kata adalah sampah untuk menjelaskan hubungan komplek itu.

Dalam bahasa Tuner, dia akan diam dan mndur jika Jason memaksanya menceritakan masa lalunya, apalagi alasan kenapa ia meninggalkan dirinya sewaktu ia masih kecil, bukan apa-apa, tetapi tidak ada usaha apapun lagi untuk membetulkannya. Jadi mari bicara tentang sekarang. Jason, dengan ingatan yang sedikit tentang ayahya dn hanya tahu siapa ayahnya dari cerita Hnery ada awalnya diliputi dengan kemarahan dan kecewa dan selalu menuntut tanggung jawab dari ayahnya yang juga erarti meminta ayahnya mengungkapakan salahnya pada dia. Tapi tuner tidak pernah menyerah pada perintaannya itu. Mereka berdua adalah laki-laki yang jika terkena masalah kemudian menutup diri dan berpura-pura bahwa tidak ada masalah.

Tapi bagaimana pun tetap harus ada yang diselesaikan dari kejadian di masa lalu. Entah karena ia telah menjadi dendam atau sesal atau permintaan maaf yang belum sempat diucapkan. Perjalanan ini pun harus ada akhirnya. Dan perhentian terkahir yang tahu hanya dua orang: hnery dan Zash. Dua orang lelaki yang tidak berkaitan langsung dengan misteri besar yang membayangi kehidupan dua lelaki lainya. Tempat itu adalah tempat yang selalu dihindarileh Tuner. Bukan karena menyebalkan dan menakutkannya [walalupun memang menakutkannya], tetap karena di tempat itulah ia melakukan hal yang terus disesalinya dan mengahantuinya selama 30 tahun terakhir dalam hidupnya.

Tapi pesan terakhir dari ayahnya mengharuskannya tetap ke sana. Jason, yang hanya mendapatkan satu pesan: sebuah alamat di Alburquerque, bertanya-tanya kenapa ayahya tidak mau ketempat itu.

Akhirnya mereka bertemu di tempat itu, mereka harus menyebarkan abu henry di sana, tetapi ritual apa yang harus dilakukan di tempat itu dan apa makna tempat itu bagi keberadaan mereka berdua. Pesan terkahir di tangan henry di tangan Tuner adalah “ceritakan kepadanya kejadiannya”.

Yang diketahui oleh Jason, empat itu adalah tempat masa kecilnya. Tuner merasa bahwa keinginan Hnery untuk menyebarkan abunya di sana adalah balas dendam dirinya terhadapnya atas sesuatu hal yang telah mati-matian dia tutupi dan dia bayar dengan kepergiannya. Tapi Jason merasa bahwa semeyakitkan apapun tempat itu buat dirinya, ia ingin tahu apa yang erjadi dengan dirinya di masa lalu serta dengan satu keyakinan bahwa ang diiinginkan oleh Hneri bukanlah membalas dendam tetapi memaafkan.

Rahasiapun terungkap bahwa kepincangan kaki Jason bukanlah karena kecelakan mobil yang juga menewaskan ibunya, tetapi karena dilempar oleh sang ayah Tuner. Masa lalu memng tidak bisa dibetulkan lagi atau mungin ditutupi terus menerus, tapi mungkin ia bisa diungkapkan dan dimaafkan dan menyerahkannya pada kebesaran jiwa masing masing untuk disikapi. Jason mengajak ayahnya menyebarkan abunya Hneri di tangga itu, tempat dia dilemparkan oleh ayahnya yang terluka dan kehilangan “napasnya” karena kehilangan isterinya.

Kenapa Jason memaafkannya? Bukan hanya karena dia diberitahu bahwa ayahnya kabur dari rumah sakit penjara dengan membawa penyakit gagal ginjalnya; bahwa karenanya masa ayahnya telah lewat dan ia akan segera mengakhirinya; atau bahwa kenyataan 30 tahun perjalanannya tanpa punya “rumah” adalah bayaran atas apa yang telah dilakukannya pada dirinya. Tetapi cerita masa lalu penyebab masa lalu dirinya tidak akan merubah apapun. Dia telah menjalani dan menerima kepincangan kakinya sebagai bagian dari dirinya sepanjang umurnya. Dia merasa tidak perlu lagi terganggu dengan penyebab kepincangannya itu. Apapun penyebabnya kaki pincangnya itu tidak akan sembuh. Dia telah hidup dengan keadan pincangnya. Hal berbeda mungkin akan lahir jika ia belum menerima kepincangannya itu.

Dari sinilah kebesaran jiwa sebgai lelaki yang telah dewasa mengajarkan pada dirinya utuk tidaklagi terganggu dengan kejadian di masa lalu. Menghadapi masalah seperti ini, dia hanya bisa menerima atau tidak. Dan dalam keadaan stabil [menerima kepincangannyanya itu] menerima dan memaafkan apa yang dilakukan ayahnya adalah lebih mengntungkan keadaan jiwanya daripada tidak menerima. Tokh jikapun tidak menerima, sekeras apapun usaha itu dilakukan, itupun tidak akan pernah bisa mengembalikan keadaan kakinya. Masa lalu memang terasa kejam dan dia punya hak untuk marah atas tindakan kejam ayahnya, tapi apakah dengan bersikap dendam, sebagaimana dilakukan oleh Hnery, atau malah menutup diri, bersikap seolah-olah bahwa dengan menyingkir bisa menyelesaikan masalah, akan bisa membalas rasa kehilangan ayahnya yang selama ini dirasakannya?

Film ini memnadang masa lalu sebagai hal yang tidak perlu dihindari dan ditutupi dan hanya menyisakan dua hal: diterima atau ditolak. Film ini juga memberlakukan masa lalu dalam posisi yang ambigu: ia mengajak kepada kita untuk memandang masa lalu kita sebagai sesuatu yang sudah terjadi, tidak akan merubah apapun [kaki pincang, kematian ibu, kenangan akan kehangatan keluarga, keindahan bercinta di batu besar, segala kehilangan dan perbuatan bodoh di masa lalu] tetapi ia tetap mengajak kita tetap datang ke sana dan belajar dari sana. Masa lalu dihentikan di titik kita sekarang dan memandannya sebagai bayangan. Walalupun menakutkan ia tidak akan menyakiti kulit kita. Namun efek dari terungkapnya kejadian di masa lalu punya pengaruh ke masa depan kita. Dengan kata lain, ia merubah bagian dari diri kita secara sangat dramatis.

Dengan cara seperti itulah ia ikut ayahnya ke tempat asal usul dirinya di sebuah tempat di selatan meksiko, di mana ada sebuah batu besar yang di atasnya ia pernah bercinta dengan seoarang gadis yang nantinya jadi ibunya. Tetapi sebelum sampai disana ia telah mati. Sebagaimana juga ia melakukan apa yang diinginkan oleh mendiang kakeknya, kali ini Jason dan Zach datang lagi ke batu besar itu, melaksanakan apa yang diinginkan oleh Tuner: menyebarkan abunya dan menari…dengan cara itulah mereka mengenang ayah, ibu, kakek dan generasi sebelumnya.

Konon, generasi manusia melakukan memiliki ingtan yang panjang ke masa lalunya yang memuatnya mnejadi mahluk hidup yang paling berhasil dibandingkan gajah atau simpanse atau ikan paus misalnya. Dengannya manusia belajar dari apa-apa yang telah dilakukan oleh generasi terdahulunya, mengambil pelajaran dan hikmat. Tapi masa lalu juga menegaskan pada manusia tentang asal usulnya, tali buhul yang menyatukan umat manusia. Sesuatu yang tidak bisa lagi dingat akan dijadikan oleh manusia sebagai mitos yang akan diceritakan ke generasi selanjutnya. Dari sana juga umat manusia bisa mengambil hikmahnya.

Tak disengaja memang bahwa pekerjaan kakak buyut mereka adalah seorang arkeolog, seseorang yang pekerjaannya menggali barang-barang kuno dn masa lalu. Namun kali ini, Henry mengajak anak cucunya untuk menggali masa lalu masing-masing, membuka banyak hal yang tertutupi dan mengajaknya bersikap: tetap dengan sikap yang ada sekarang atau berubah seiring dengan data yang terungkap karenanya.

Ritual itulah yang tidak ada di keluarga Hnery dan juga, kalau diperlebar di keluarga-keluarga di amerika serikat aau di kebudayaan barat. Ritual apapun yang dihidupi oleh masing-masing orang di dalam kehidupannya adalah penting dan berharga agar setiap orang tetap merasa punya asal usul, punya tiang pancang yang menegaskan dan membentuk kepribadiannya atau kalau tidak mau mengatakan “identitasnya”, untuk berlayar di tengah gelombang kehidupan sekarang yang konon katanya mencerai beraikan jiwa manusia sampai atom terkecil yang dapat dibagi. Mungkin dengan melakukan ritual tertentu makin mempererat tali ikatan keluarga – generasi – kemanusiaan; mencoba mengelak pada si pisau alienasi.

Bahkan makan di sebuah “restoran” makanan cepat saji seperti KFC, yang ternyata berubah imejnya ketika mendatangi negeri-negeri di asia atau di Negara-negara post-kolonial, tetap harus diingat sebagai salah satu cara untuk berlindung dari bahaya alienasi yang sedang melanda generasi sekarang.

Tapi mengapa dengan kematian? Inilah ritus yang juga seperti kelahiran akan terus mewarnai tiap kehidupan manusia. Kematian dipilih dalam film ini untuk mempertegas keberlanjutan generasi – kehidupan. Bahwa ritual dan kepercayaan akan masa lalu bisa diembuhkan dan djadikan dasr pijkan bagi enerasi selanjutnya ditunjukan dengan tarian zach di akhir film dan kita, generasi yang akan segera meredup, tertawa melihat tariannya di tengah kesyahduan tenggelamnya matahari.