Selasa, 20 November 2007

Tentang Fotographer dan Perang


Oleh: Mumu Muhajir


Mungkin karena saya suka dengan James nachwey, bukan karena ia fotographer, saya tidak terlalu tertarik dengan fotografi, tetapi karena sesuatu yang lain. Jika aku mengalami/terlibat/melihat kejadian seperti yang dilihat nachwey, mungkin aku akan jadi sinis, sok penting, megalomania atau malah depresi dan merasa bersalah. Tapi dia tidak. Dia menyisakan ruang penderitaan di otaknya;yang tidak dia buka ke semua orang. ketika pulang dari liputan, tak pernah dia menceritakan ini itu, cukup: liat foto saya.

Ini tentang sikap manusia menghadapi tingkah polah sahabat manusianya.Dia tetap bergerak dan berbuat dan menyingkirkan semua kesakitan, emosi, frustasi dan lain sebagaimananya - yang dalam keseharian saya, biasanya akan mengalihkan perhatian dari apa yang sedang dikerjakan - dan tetap fokus. Ia, sebagaimana kata Amanpour, manusia misterius.

Tapi dia, yang beberapa liputannya dibayar dengan cek kosong ini, tetap memegang idealisme bahwa yang dia lakukan bukanlah hanya masalah karir atau pencapaian pribadi atau uang. Dia melakukan itu untuk menunjukkan bahwa ada yang tidak pernah selesai dengan manusia. Nachwey melakukan itu semua bukan atas dasar bahwa dengan ini dia hidup. Bahkan dia mengorbankan banyak hal dari dirinya untuk memoto.

Akhir film ini mengingatkan aku kembali bahwa melakukan sesuatu untuk orang lain, dengan dedikasi, bukan hanya karena pencapaian pribadi, tetap berharga untuk dijalani.


[dimuat juga di http://apps.facebook.com/flixster/u/800867194]